Batik Sidomukti - Sidoluhur - Sidomulyo
Pada dasarnya ketiga motif batik Sidomukti - Sidoluhur- Sidolmulyo  ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar batiknya sehingga namanya juga berbeda. Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan batik Sidoluhur sudah ada semenjak jaman Mataram Kertosuro masa XVII. Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam dinamakan batik Sidoluhur.
Batik Motif Sidomulyo
 ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar batiknya sehingga namanya juga berbeda Batik Sidomukti - Sidoluhur - Sidomulyo
Batik Motif Sidomulyo
Batik motif Sidomulyo berasal dari zaman Mataram Kartasura yang dasarnya (latar) digantikan dengan isen-isen ukel oleh Sultan Pakubuwono IV. Batik motif Sidomulyo merupakan jenis batik keraton. Motif batik ini berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Motif ini termasuk motif usang khas Surakarta, halus, rumit serta membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya.
Sido dalam bahasa Jawa berarti jadi atau terus menerus, sedangkan mulyo berarti mulia. Kain batik dengan motif sidomulyo biasa digunakan oleh mempelai baik laki-laki maupun perempuan pada ketika upacara perkawinan dengan impian bahwa kelak keluarga yang dibina akan terus menerus mendapat kemuliaan. Meskipun andaikata mereka dalam hidup ini mungkin mendapat kesulitan dan kerumitan, tetapi dengan doa dan perjuangan yang telaten dan sabar dan tekun, maka semua kesulitan akan teratasi dan mereka tetap atau jadi (sido) dianugerahi kemuliaan, atau apabila kain batik ini diberikan atau dihadiahkan melambangkan seseorang maka sumbangan ini melambangkan doa yang nrimo dan mulia untuk si pemakai.
Motif Batik Sidomukti
Batik Sidomukti
Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya. Sido berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul keinginannya. Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, tidak kekurangan sesuatu.
Ornamen Utama Bergambar Kupu-kupu
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol impian yang indah dan tinggi. Kupu-kupu yakni hewan yang berbentuk anggun dan berwarna indah, dan sanggup terbang tinggi sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu mirip halnya burung, sanggup terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam aliran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Ornamen Utama Berbentuk Sayap Kupu-kupu
Ornamen Utama Berupa Bangunan Berbentuk Tahta atau Singgasana
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang mirip halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen Utama Berbentuk Meru
Meru yakni gunung, tanah juga bumi. Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan mirip sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari kejauhan, berasal dari aliran empat unsur kehidupan yang disebut sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api, air dan udara. Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak gunung yang tinggi kawasan bersemayam Dewa-dewi. Meru diwakili oleh warna hitam, jikalau tidak terkendali akan memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat kemakmuran abadi.
Ornamen Utama Berbentuk Bunga
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan dalam upacara budpekerti alasannya yakni memiliki makna yang baik.
Bunga yakni tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, sanggup diartikan sebagai sesuatu yang indah yakni yang teguh dan berpengaruh pondasi serta pegangan hidupnya, mirip halnya bunga tetap indah dan berpengaruh alasannya yakni akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang sanggup memusnahkan.
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, adonan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidomukti antara lain:
  • Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
  • Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
  • Ukel yakni bundar kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai.
  • Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar.
Warna pada kain Sidomukti yakni warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau mirip aslinya, yang dimaksud mirip aslinya yaitu Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik memakai pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang hanya sanggup menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di sanggup dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya bekerjasama dengan keburukan tapi juga sanggup diartikan sebagai hawa nafsu untuk melaksanakan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Motif Batik Sidoluhur
 ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar batiknya sehingga namanya juga berbeda Batik Sidomukti - Sidoluhur - Sidomulyo
Batik Sidoluhur
Kain batik ini memiliki makna dan penggunaan yang sama dengan kain batik sidomukti dalam upacara lurub layon yaitu sebagai ganjal berbaring jenazah, perbedaannya hanya sedikit saja yaitu pada pengisian dan warna latar. Latar pada kain batik ini bewarna hitam, dan hanya digunakan dalam upacara pemakaman dan upacara sadranan, yang berarti untuk menghormat pada leluhur (arwah).
Unsur motif yang terdapat pada batik sidoluhur ini yakni sebagai berikut :
Ornamen utama bangunan/ tahta
Ornamen bangunan/ tahta menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang mirip halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen utama Garuda/ Lar
Ornamen Garuda/ lar digambarkan dengan bentuk garuda satu sayap mirip citra dari samping, dengan bentuk sayap tertutup. Motif ini melambangkan Matahari dan tatasurya. Melambangkan wacana tabiat surya brata atau tabiat matahari, yaitu melambangkan sifat ketabahan.
Ornamen Utama Burung
Digambarkan dengan bentuk tipe burung merak yang sederhana dan adakala mirip kupu-kupu. Motif ini melambangkan wacana dunia atas atau udara, melambangkan sifat bayu brata atau anila brata, yaitu tabiat luhur yang tidak ditonjol-tonjolkan.
Ornamen utama Bunga
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan dalam upacara budpekerti alasannya yakni memiliki makna yang baik.
Bunga yakni tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, sanggup diartikan sebagai sesuatu yang indah yakni yang teguh dan berpengaruh pondasi serta pegangan hidupnya, mirip halnya bunga tetap indah dan berpengaruh alasannya yakni akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang sanggup memusnahkan.
Ornamen utama Baito/ Kapal
Barang yang bergerak pada air, sanggup dianggap lambang dari pada air atau banyu. Pada motif yang lain air ini dilambangkan dengan binatang-binatang yang hidup dalam air, mirip katak, ular, siput, dan sebagainya. Melambangkan kelapangan hati, ketenangan.
Ornamen utama Kupu
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol impian yang indah dan tinggi. Kupu-kupu yakni hewan yang berbentuk anggun dan berwarna indah, dan sanggup terbang tinggi sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu mirip halnya burung, sanggup terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam aliran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Ornamen tumbuhan
Ornamen tumbuhan digambarkan sebagai bentuk lung-lungan yang mengisi bidang dan mengelilingi ornamen pokok lainnya, sebagai ornamen pengisi
Isen-Isen Pada Motif Batik Sidoluhur
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, adonan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidoluhur antara lain:
  • Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
  • Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
  • Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar
Warna pada kain Sidoluhur yakni warna soga atau coklat. Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik memakai pewarnaan alami dari tumbuh-tumbuhan yang hanya sanggup menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di sanggup dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya bekerjasama dengan keburukan tapi juga sanggup diartikan sebagai hawa nafsu untuk melaksanakan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Batik ini dalam tradisi jawa digunakan untuk semua golongan bau tanah dan muda.

PAWON TEDJO © 2014 - Designed by Templateism, Distributed By Blogger Templates | Templatelib

Contact us

Powered by Blogger.