
Motif batik yaitu kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik terdiri dari dua bagian, yaitu ornamen motif batik dan isen motif batik.
1. Motif Geometris
Motif Geometris yaitu motif-motif batik yang ornamen-ornamennya merupakan susunan geometris. Ciri ragam hias geometris ini yaitu motif tersebut gampang dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”. Golongan geometris ini intinya sanggup dibedakan atas dua macam, yaitu:
a. Raportnya berbentuk ibarat ilmu ukur biasa, ibarat bentuk-bentuk segiempat, segiempat panjang atau lingkaran. Motif batik yang mempunyai raport segi empat yaitu golongan Banji, Ceplok, Ganggang, Kawung.
b. Raportnya tersusun dalam garis miring, sehingga raportnya berbentuk semacam belah ketupat. Contoh motif ini yaitu golongan motif parang dan udan liris.
2. Motif Non Geometris
Motif non geometris yaitu motif-motif batik yang tidak geometris. Termasuk dalam motif ini yaitu motif Semen, Buketan, Terang Bulan. Motif-motif golongan non geometris tersusun dari ornamen-ornamen tumbuhan, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang, Burung, Garuda, Ular (Naga) dalam susunan tidak teratur berdasarkan bidang geometris meskipun dalam bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motif batik tersebut.
Keanekaragaman motif batik berakibat pada beranekaragam nama-nama batik. Motif batik merupakan keutuhan dari subyek gambar yang menghiasi kain batik tersebut. Biasanya motif ini di ulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain. Membentuk motif secara fisik yaitu unsur spot (berupa goresan, warna dan teksture), line (garis) dan mass (massa/berupa gambar) dalam sebuah kesatuan. Kemudian motif tersebut diduplikasikan atau diberi variasi dengan perulangan untuk membentuk contoh atau field.
Dalam seni batik di Jawa dikenal beberapa contoh untuk menyusun motif batik yaitu :
1. Membentuk garis miring atau diagonal, contohnya majemuk motif parang.
2. Membentuk kelompok-kelompok, contohnya motif-motif ceplok.
3. Membentuk garis tepi (motif pinggiran )
4. Membentuk tumpal atau karangan bunga, contohnya batik Buketan
Pada batik modern dan batik-batik diluar Jawa contoh batik lebih variatif atau bebas. Penyusunan motif sering dilakaukan secara simetris maupun asimetris atau dengan cara memadukan bebarapa contoh batik tradisional. Secara umum motif batik terdiri dari motif :
Motif Figuratif
Motif figuratif menggambarkan benda-benda sesuai dengan aslinya, contohnya bunga, ikan, buah, hewan dan sebagainya. Penyusunan motif figuratif pada umumnya juga mempertimbangkan ruang atau jauh dekat, warna dibuat ibarat aslinya dan lain-lain. Motif ini banyak digunakan pada batik modern dan batik-batik luar Jawa.
Motif Semifiguratif
Jika pada motif figuratif bentuk-bentuk benda yang digambarkan masih kelihatan maka pada motif semifiguratif benda-benda dilakukan stilisasi dan deformasi. Penggambaran benda masih bertujuan untuk menggambarkan filosofi tertentu namun besar kecilnya benda, proporsi, dan perspektif tidak lagi diperhatikan. Pemberian warna juga kebih bebas sehingga penyusunan motif ini lebih bersifat dekoratif. Penggambaran motif semifiguratif sanggup secara geometris yaitu mengikuti bentuk-bentuk ilmu ukur contohnya segitiga, segi empat, lingkaran maupun non geometris yaitu masih mengikuti garis-garis objek gambarnya.
Motif Nonfiguratif.
Motif nonfiguratif disebut juga motif aneh sehingga bentuk-bentuk benda apapun tidak lagi dipersoalkan. Yang diutamakan yaitu keindahan motif itu sendiri. Motif abstark sanggup berupa garis, massa, spot, isian-isian batik, bidang atau warna yang harmonis antara bab dan keseluruhan maupun bab dan keseluruhan maupun bab dengan bab lainnya.
Para perancang batik mempunyai kebebasan dalam menyaring dan menentukan motif yang diinginkan. Dalam menentukan motif batik yang terpenting yaitu ketelitian contohnya dalam menentukan motif figuratif perancang perlu memperhatikan detail pemotongan semoga objek tetap indah
Macam-Macam Motif Batik
Motif Parangkusumo
Motif Parang Kusumo yaitu motif batik yang mempunyai makna pada suatu kehidupan harus dilandasi dengan usaha dan usaha dalam mencapai keharuman lahir dan batin. Kata kusuma dalam bahasa jawa kusumo disamakan dengan harumnya bunga (kusuma) pada filsafat jawa. Yang dimaksud yaitu kehidupan dalam bermasyarakat yang harus diutamakan yaitu membentuk kepribadian yang harum dengan mementingkan norma dan nilai yang berlaku pada masyarakat, berharap dapat menempuh kehidupan yang lahir dan batin dengan kerja keras dari tingkah laku dan langsung yang baik. Batik Parang Kusumo diutamakan mendapatkan keharuman pada langsung itu sendiri yang dilandasi pada pencarian lahir dan batin. Kegunaan dari motif ini sebagai kain ketika tukar cincin dalam pernikahan, yang dibutuhkan kehidupan yang harum tepat lahir dan batin pada janji nikah nanti.
Motif Truntum
Motif batik Truntum yaitu motif berdasarkan simbol yang bermakna cinta. Berdasarkan dongeng yang dimulai dari Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) dengan makna cinta tumbuh kembali. Beliau membuat motif ini sebagai simbol cinta yang ikhlas tanpa syarat, awet dan semakin subur dan berkembang atau disebut juga dengan Tumaruntum. Banyak yang menggunakan motif ini pada orang renta pengantin pada hari pernikahan, harapanya semoga cinta kasih akan menghinggapi kedua mempelai. Dan juga orang renta sanggup menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan yang baru.
Motif Kawung
Motif Kawung yaitu sebagai lambang keperkasaan dan keadilan. Corak dari motif ini lingkaran ibarat pada buah Kawung yang ibarat buah kelapa atau disebut juga buah Kolang-Kaling yang dibuat berstruktur dan geometris dan rapi. Beberapa dari motif ini juga diubahsuaikan dengan bunga lotus dengan empat lembat daun bunga yang merekah yang diartikan dengan bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif ini dinamakan sesuai dengan besar kecilnya atau bentuk yang terdapat pada motif tertentu.
Motif Ceplok
Motif Ceplok yaitu motif yang didalamnya terdapat gambaran berbentuk lingkaran, binatang, roset dan beberapa variasinya. Gambaran tersebut terletak pada bidang yang dasarnya berbentuk segi empat, lingkaran dan lainya yang berbentuk geometris. Ornament pada corak menggambarkan bunga tampak depan, buah yang dipotong melintang. Bunga dan daun dibentuk secara roset, dan hewan yang tersusun secara melingkar dalam lingkaran atau segi empat. Nama ceplok terbentuk dari beberapa sudut pandang yang berbeda ibarat berdasarkan pada ornament yang dipakai seperti ceplok kembang jeruk, ceplok manggis, ceplok salak sategal, ceplok supit urang, ceplok Cakar ayam, ceplok gandosan, ceplok kembang waru, ceplok lung slop, dan sebagainya. Ada juga yang berdasarkan daerah asal dari pembuatan motif tersebut. Dan terakhir berdasarkan nama penciptanya yaitu Ceplok Pubonegoro, Ceplok madu Sumirat, Ceplok Sirat Madu, Ceplok Cokrokusumo.
Motif Tambal
Motif batik Tambal mempunyai unsur motif yang diubahsuaikan dari motif ceplok, parang, meru, dll dengan ciri khas kerokan yang pada umumnya digunakan sebagai kain panjang. Filosofi dari motif ini yaitu tambal yang artinya sebagai menambah semangat baru, dan masyarakat percaya bahwa bila ada orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, maka sakitnya akan cepat sembuh.
Motif Satwa Wana
Motif Satwa Wana mempunyai contoh Satwa wana yang berarti aneka macam satwa di dalam hutan, yang biasanya terdapat gambar Gajah, Burung Merak, Ayam Alas, Kupu–Kupu, Macan, Rusa, Kambing, Banteng dan lain–lain. Selain hewan terdapat juga tumbuhan yang disusun secara padat dan detail yang sehingga sanggup mengisi hampir seluruh bidang kain.
Motif Parang Sarpa
Motif Parang Sarpa diambil dari kata Sarpa yaitu Ular, simbol yang melambangkan keberanian, kekuasaan, kemegahan, sukses, keamanan, dan kesejahteraan. Dan Parang yaitu motif larangan yang biasanya digunakan oleh keluarga kerajaan atau keraton. Kata Parang itu sendiri merupakan simbolisasi dimana daerah raja bersemedi yang berada di sekitar pantai, yang berasal dari kata kerikil karang.
Motif Semen Romo Latar Sisik
Motif Semen Romo Latar Sisik ini yang berasal dari Pola Semen dari kata semi-semian, yang menceritakan kehidupan. Didalam motif ini terdapat simbol ketabahan, kekuasaan, matahari, yang digambarkan dalam bentuk sayap (Garuda). Batik Semen Romo ini memuat fatwa Hastha Brata yaitu ajaran pada keutamaan, cerminan, dari sifat darma, adil terhadap sesama, teguh hati, berjiwa luhur, tidak “adigang adigung” dan ada kesaktian melawan musuh. Dengan latar gringsing (pola sisik ular) yang dianggap dapat memberikan umur panjang.
Motif Parang Barong
Motif Parang Barong yaitu salah satu motif larangan dan bagi kalangan keraton. Motif ini hanya digunakan oleh Raja dan keluarganya. Kata parang inipun berasal dari kata daerah bersemedi raja yang berada disekitar pantai, yaitu “batu karang” dan Barong dalam bahasa jawa yaitu Singa. Pada zaman kekerajaan Parang Barong ini bermotif besar dan biasanya digunakan oleh darah biru untuk upacara ritual keagamaan dan meditasi karena diangggap sakral. Parang juga merupakan simbol dari sebuah senjata, yang menggambarkan kekuasaan, kekuatan dan kecepatan gerak. Ksatria yang menggunakan motif ini sanggup dilambangkan besar lengan berkuasa dan gesit.
Motif Sidomukti
Motif Sidomukti yang berasal dari kata mukti yang artinya kehidupan yang mulya dan luhur. Yang mempunyai cita-cita bagi pemakainya semoga dapat mencapai kedudukan yang tinggi (luhur) dan diberikan rejeki yang lebih (mulya). Sering digunakan untuk upacara tradisi dan biasanya dikenakan oleh pengantin laki-laki dan perempuan pada program perkawinan, dinamakan juga sebagai sawitan (sepasang). Batik ini merupakan pengembangan dari Motif Batik Sidomulya latar putih, yang dasarnya digantikan dengan isen – isen latar ukel.
Motif Sri Kuncoro
Motif Sri Kuncoro adalah motif batik yang biasa digunakan oleh kerabat kerjaan untuk menghadiri perayaan – perayaan. Pengharapan akan (Kehidupan baru) semoga mempunyai nama yang tersohor / terkenal.
Motif Sekar Jagad
Motif Sekar Jagad yaitu motif yang berasal dari kata sekar (bunga) dan jagad (dunia) atau puja dunia yang mempunyai makna filosofi kebahagiaan. Sekar jagad biasanya digunakan oleh orang renta pengantin perempuan pada ketika resepsi janji nikah yang melambangkan kebahagiaan orang renta yang menerima anugerah, alasannya putrinya telah mendapatkan jodoh.
Motif Ceplok Lempeng
Motif Ceplok Lempeng yaitu kain yang menyesuaikan diri dari kain ceplok yang berpola ceplok lempeng, yang terdapat gambar bulatan – bulatan dengan sisi yang berombak – ombak didalamnya yang berisi motif bendo rusak. Latar kain berwarna hitam penuh dengan flora bermotif ukel dan bunga berwarna coklat, gambar bunga berkelopak tujuh di antara bulatan / ceplokan. Keempat sisi kain berwarna putih kosong. Kedua ujung kain dikelim dengan jahitan tangan.
Motif Parang Rusak Seling Huk
Motif Parang Rusak Seling Huk adalah motif yang termasuk di dalam kategori motif ‘larangan’. Yang hanya digunakan oleh Raja, Permaisuri, dan putera – puteranya. Kata Parang sanggup merupakan simbolisasi daerah para raja semedi di sekitar pantai, berasal dari kata “batu karang”. Dalam kain batik ini motif bendo diselingi dengan motif burung huk.
Motif Parang Klithik
Motif Parang Klithik adalah motif yang dipergunakan untuk putri kerajaan. Dalam dongeng pewayangan Dewi Kunti, Ibu Pandawa memakai batik bendo klitik yang menyimbolkan sikap halus dan bijaksana. Motif Parang termasuk motif ‘larangan’ yang biasa digunakan oleh keluarga kerajaan. Kata Parang merupakan simbolisasi daerah para raja semedi di sekitar pantai, berasal dari kata “batu karang”.
Keanekaragaman motif batik berakibat pada beranekaragam nama-nama batik. Motif batik merupakan keutuhan dari subyek gambar yang menghiasi kain batik tersebut. Biasanya motif ini di ulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain. Membentuk motif secara fisik yaitu unsur spot (berupa goresan, warna dan teksture), line (garis) dan mass (massa/berupa gambar) dalam sebuah kesatuan. Kemudian motif tersebut diduplikasikan atau diberi variasi dengan perulangan untuk membentuk contoh atau field.
Dalam seni batik di Jawa dikenal beberapa contoh untuk menyusun motif batik yaitu :
1. Membentuk garis miring atau diagonal, contohnya majemuk motif parang.
2. Membentuk kelompok-kelompok, contohnya motif-motif ceplok.
3. Membentuk garis tepi (motif pinggiran )
4. Membentuk tumpal atau karangan bunga, contohnya batik Buketan
Pada batik modern dan batik-batik diluar Jawa contoh batik lebih variatif atau bebas. Penyusunan motif sering dilakaukan secara simetris maupun asimetris atau dengan cara memadukan bebarapa contoh batik tradisional. Secara umum motif batik terdiri dari motif :
Motif Figuratif
Motif figuratif menggambarkan benda-benda sesuai dengan aslinya, contohnya bunga, ikan, buah, hewan dan sebagainya. Penyusunan motif figuratif pada umumnya juga mempertimbangkan ruang atau jauh dekat, warna dibuat ibarat aslinya dan lain-lain. Motif ini banyak digunakan pada batik modern dan batik-batik luar Jawa.
Motif Semifiguratif
Jika pada motif figuratif bentuk-bentuk benda yang digambarkan masih kelihatan maka pada motif semifiguratif benda-benda dilakukan stilisasi dan deformasi. Penggambaran benda masih bertujuan untuk menggambarkan filosofi tertentu namun besar kecilnya benda, proporsi, dan perspektif tidak lagi diperhatikan. Pemberian warna juga kebih bebas sehingga penyusunan motif ini lebih bersifat dekoratif. Penggambaran motif semifiguratif sanggup secara geometris yaitu mengikuti bentuk-bentuk ilmu ukur contohnya segitiga, segi empat, lingkaran maupun non geometris yaitu masih mengikuti garis-garis objek gambarnya.
Motif Nonfiguratif.
Motif nonfiguratif disebut juga motif aneh sehingga bentuk-bentuk benda apapun tidak lagi dipersoalkan. Yang diutamakan yaitu keindahan motif itu sendiri. Motif abstark sanggup berupa garis, massa, spot, isian-isian batik, bidang atau warna yang harmonis antara bab dan keseluruhan maupun bab dan keseluruhan maupun bab dengan bab lainnya.
Para perancang batik mempunyai kebebasan dalam menyaring dan menentukan motif yang diinginkan. Dalam menentukan motif batik yang terpenting yaitu ketelitian contohnya dalam menentukan motif figuratif perancang perlu memperhatikan detail pemotongan semoga objek tetap indah
Macam-Macam Motif Batik
![]() |
Batik Motif Parang Kusumo |
Motif Parang Kusumo yaitu motif batik yang mempunyai makna pada suatu kehidupan harus dilandasi dengan usaha dan usaha dalam mencapai keharuman lahir dan batin. Kata kusuma dalam bahasa jawa kusumo disamakan dengan harumnya bunga (kusuma) pada filsafat jawa. Yang dimaksud yaitu kehidupan dalam bermasyarakat yang harus diutamakan yaitu membentuk kepribadian yang harum dengan mementingkan norma dan nilai yang berlaku pada masyarakat, berharap dapat menempuh kehidupan yang lahir dan batin dengan kerja keras dari tingkah laku dan langsung yang baik. Batik Parang Kusumo diutamakan mendapatkan keharuman pada langsung itu sendiri yang dilandasi pada pencarian lahir dan batin. Kegunaan dari motif ini sebagai kain ketika tukar cincin dalam pernikahan, yang dibutuhkan kehidupan yang harum tepat lahir dan batin pada janji nikah nanti.
![]() |
Batik Motif Trumtum |
Motif batik Truntum yaitu motif berdasarkan simbol yang bermakna cinta. Berdasarkan dongeng yang dimulai dari Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) dengan makna cinta tumbuh kembali. Beliau membuat motif ini sebagai simbol cinta yang ikhlas tanpa syarat, awet dan semakin subur dan berkembang atau disebut juga dengan Tumaruntum. Banyak yang menggunakan motif ini pada orang renta pengantin pada hari pernikahan, harapanya semoga cinta kasih akan menghinggapi kedua mempelai. Dan juga orang renta sanggup menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan yang baru.
![]() |
Batik Motif Kawung |
Motif Kawung yaitu sebagai lambang keperkasaan dan keadilan. Corak dari motif ini lingkaran ibarat pada buah Kawung yang ibarat buah kelapa atau disebut juga buah Kolang-Kaling yang dibuat berstruktur dan geometris dan rapi. Beberapa dari motif ini juga diubahsuaikan dengan bunga lotus dengan empat lembat daun bunga yang merekah yang diartikan dengan bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif ini dinamakan sesuai dengan besar kecilnya atau bentuk yang terdapat pada motif tertentu.
![]() |
Batik Motif Ceplok |
Motif Ceplok yaitu motif yang didalamnya terdapat gambaran berbentuk lingkaran, binatang, roset dan beberapa variasinya. Gambaran tersebut terletak pada bidang yang dasarnya berbentuk segi empat, lingkaran dan lainya yang berbentuk geometris. Ornament pada corak menggambarkan bunga tampak depan, buah yang dipotong melintang. Bunga dan daun dibentuk secara roset, dan hewan yang tersusun secara melingkar dalam lingkaran atau segi empat. Nama ceplok terbentuk dari beberapa sudut pandang yang berbeda ibarat berdasarkan pada ornament yang dipakai seperti ceplok kembang jeruk, ceplok manggis, ceplok salak sategal, ceplok supit urang, ceplok Cakar ayam, ceplok gandosan, ceplok kembang waru, ceplok lung slop, dan sebagainya. Ada juga yang berdasarkan daerah asal dari pembuatan motif tersebut. Dan terakhir berdasarkan nama penciptanya yaitu Ceplok Pubonegoro, Ceplok madu Sumirat, Ceplok Sirat Madu, Ceplok Cokrokusumo.
![]() |
Batik Motif Tambal |
Motif batik Tambal mempunyai unsur motif yang diubahsuaikan dari motif ceplok, parang, meru, dll dengan ciri khas kerokan yang pada umumnya digunakan sebagai kain panjang. Filosofi dari motif ini yaitu tambal yang artinya sebagai menambah semangat baru, dan masyarakat percaya bahwa bila ada orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, maka sakitnya akan cepat sembuh.
![]() |
Batik Motif Satwa Wana |
Motif Satwa Wana mempunyai contoh Satwa wana yang berarti aneka macam satwa di dalam hutan, yang biasanya terdapat gambar Gajah, Burung Merak, Ayam Alas, Kupu–Kupu, Macan, Rusa, Kambing, Banteng dan lain–lain. Selain hewan terdapat juga tumbuhan yang disusun secara padat dan detail yang sehingga sanggup mengisi hampir seluruh bidang kain.
![]() |
Batik Motif Parang Sarpa |
Motif Parang Sarpa diambil dari kata Sarpa yaitu Ular, simbol yang melambangkan keberanian, kekuasaan, kemegahan, sukses, keamanan, dan kesejahteraan. Dan Parang yaitu motif larangan yang biasanya digunakan oleh keluarga kerajaan atau keraton. Kata Parang itu sendiri merupakan simbolisasi dimana daerah raja bersemedi yang berada di sekitar pantai, yang berasal dari kata kerikil karang.
Batik Motif Semen Rama Latar Sisik |
Motif Semen Romo Latar Sisik ini yang berasal dari Pola Semen dari kata semi-semian, yang menceritakan kehidupan. Didalam motif ini terdapat simbol ketabahan, kekuasaan, matahari, yang digambarkan dalam bentuk sayap (Garuda). Batik Semen Romo ini memuat fatwa Hastha Brata yaitu ajaran pada keutamaan, cerminan, dari sifat darma, adil terhadap sesama, teguh hati, berjiwa luhur, tidak “adigang adigung” dan ada kesaktian melawan musuh. Dengan latar gringsing (pola sisik ular) yang dianggap dapat memberikan umur panjang.
![]() |
Batik Motif Parang Barong |
Motif Parang Barong yaitu salah satu motif larangan dan bagi kalangan keraton. Motif ini hanya digunakan oleh Raja dan keluarganya. Kata parang inipun berasal dari kata daerah bersemedi raja yang berada disekitar pantai, yaitu “batu karang” dan Barong dalam bahasa jawa yaitu Singa. Pada zaman kekerajaan Parang Barong ini bermotif besar dan biasanya digunakan oleh darah biru untuk upacara ritual keagamaan dan meditasi karena diangggap sakral. Parang juga merupakan simbol dari sebuah senjata, yang menggambarkan kekuasaan, kekuatan dan kecepatan gerak. Ksatria yang menggunakan motif ini sanggup dilambangkan besar lengan berkuasa dan gesit.
![]() |
Batik Motif Sidomukti |
Motif Sidomukti yang berasal dari kata mukti yang artinya kehidupan yang mulya dan luhur. Yang mempunyai cita-cita bagi pemakainya semoga dapat mencapai kedudukan yang tinggi (luhur) dan diberikan rejeki yang lebih (mulya). Sering digunakan untuk upacara tradisi dan biasanya dikenakan oleh pengantin laki-laki dan perempuan pada program perkawinan, dinamakan juga sebagai sawitan (sepasang). Batik ini merupakan pengembangan dari Motif Batik Sidomulya latar putih, yang dasarnya digantikan dengan isen – isen latar ukel.
Batik Motif Sri Kuncoro |
Motif Sri Kuncoro adalah motif batik yang biasa digunakan oleh kerabat kerjaan untuk menghadiri perayaan – perayaan. Pengharapan akan (Kehidupan baru) semoga mempunyai nama yang tersohor / terkenal.

Motif Sekar Jagad yaitu motif yang berasal dari kata sekar (bunga) dan jagad (dunia) atau puja dunia yang mempunyai makna filosofi kebahagiaan. Sekar jagad biasanya digunakan oleh orang renta pengantin perempuan pada ketika resepsi janji nikah yang melambangkan kebahagiaan orang renta yang menerima anugerah, alasannya putrinya telah mendapatkan jodoh.
![]() |
Batik Motif Ceplok Lempeng |
Motif Ceplok Lempeng yaitu kain yang menyesuaikan diri dari kain ceplok yang berpola ceplok lempeng, yang terdapat gambar bulatan – bulatan dengan sisi yang berombak – ombak didalamnya yang berisi motif bendo rusak. Latar kain berwarna hitam penuh dengan flora bermotif ukel dan bunga berwarna coklat, gambar bunga berkelopak tujuh di antara bulatan / ceplokan. Keempat sisi kain berwarna putih kosong. Kedua ujung kain dikelim dengan jahitan tangan.
![]() |
Batik Motif Parang Rusak Seling Huk |
Motif Parang Rusak Seling Huk adalah motif yang termasuk di dalam kategori motif ‘larangan’. Yang hanya digunakan oleh Raja, Permaisuri, dan putera – puteranya. Kata Parang sanggup merupakan simbolisasi daerah para raja semedi di sekitar pantai, berasal dari kata “batu karang”. Dalam kain batik ini motif bendo diselingi dengan motif burung huk.
![]() |
Batik Motif Parang Klithik |
Motif Parang Klithik adalah motif yang dipergunakan untuk putri kerajaan. Dalam dongeng pewayangan Dewi Kunti, Ibu Pandawa memakai batik bendo klitik yang menyimbolkan sikap halus dan bijaksana. Motif Parang termasuk motif ‘larangan’ yang biasa digunakan oleh keluarga kerajaan. Kata Parang merupakan simbolisasi daerah para raja semedi di sekitar pantai, berasal dari kata “batu karang”.