
![]() |
Lilin Batik |
Lilin Batik yaitu materi yang digunakan untuk menutup permukaan kain mori berdasarkan gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut. Lilin batik ini bukan merupakan terdiri dari satu macam bahan, tetapi adonan dari banyak sekali materi pokok lilin. Sebagai materi pokok lilin contohnya adalah; Gondorukem, Damar, Matakucing, Parafin (putih dan kuning), Microwax, lemak hewan (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin tawon, lilin Lanceng.
Ada tiga jenis lilin batik, yakni lilin klowong untuk nglowong dan ngisen-iseni; lilin tembokan untuk nembok dan lilin biron untuk mbironi. Masing-masing lilin batik digunakan sesuai dengan tahap pembuatan batik, yaitu nglowong dan ngisen-iseni, nembok dan mbironi. Sesuai cara penempelannya, untuk batik tulis digunakan alat yang disebut canting, untuk batik tulis memakai canting tulis sedangkan untuk batik cap digunakan canting cap.
Ada tiga jenis lilin batik, yakni lilin klowong untuk nglowong dan ngisen-iseni; lilin tembokan untuk nembok dan lilin biron untuk mbironi. Masing-masing lilin batik digunakan sesuai dengan tahap pembuatan batik, yaitu nglowong dan ngisen-iseni, nembok dan mbironi. Sesuai cara penempelannya, untuk batik tulis digunakan alat yang disebut canting, untuk batik tulis memakai canting tulis sedangkan untuk batik cap digunakan canting cap.
Jumlah materi pokok komposisi dasar suatu lilin batik yang digunakan dan perbandingannya yaitu bermacam-macam, berdasarkan pemakaiannya dan pengalamannya masing-masing. Kaprikornus lilin batik itu sudah merupakan kombinasi dari bahan-bahan pokok lilin batik. zaman dahulu dalam pembuatan batik, sebagai epilog kain memakai bubur dari ketan dan kain yang dibentuk dengan cara ini disebut sebagai kain simbut. Namun sehabis ditemukannya lilin cara ibarat sudah tidak dipergunakan kembali.
Awal mula pemakainan lilin dalam proses epilog dakian ketika menciptakan motif batik menggunanakan lilin dari tawon atau klanceng. Lilin dari hewan ini berdasarkan orang jawa disebut dengan “malam”, maka lilin batik masih sering disebut pula malam batik. Karena pengalamannya, orang lalu mencampur malam yang murni dari hewan lebah itu dengan materi dari flora ibarat Gondorukem dan Damar matakucing.
Kemudian untuk melemaskan dan menurunkan titik lelehnya ditambah lemak atau minyak, lemak hewan atau minyak kelapa. Pada proses pembuatan batik yang terakhir, seluruh lilin batik dihilangkan dengan cara memasukkan kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air panas, sehingga lilin batik tersebut lepas. Setelah air “lorodan” ini dingin, lilin batik menjadi beku kembali dan sanggup diambil lagi. Lilin batik yang diperoleh dari “lorodan” ini disebut lilin bekas atau lilin hitam alasannya yaitu warnanya kehitaman. Lilin batik bekas ini dicampurkan kembali pada pembuatan adonan lilin batik baru.