Batik Lok Can
Kain Lokcan
Pengaruh budaya Tiongkok juga terdapat pada batik di pesisir utara Jawa Tengah sampai ketika ini yang dikenal dengan nama Lok Can. Lok Can merupakan burung yang dibawa oleh tentara Tartar. Setiap tempat di Indonesia memiliki motif yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain.
Orang-orang Tionghoamulai menciptakan batik pada awal kala ke-19. Jenis batik ini dibentuk oleh orang-orang Tionghoa atau peranakan yang menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos Tiongkok, ibarat naga, ragam hias yang berasal dari keramik Tiongkokkuno serta ragam hias yang berbetuk mega dengan warna merah atau merah dan biru. Batik Tionghoajuga mengandung ragam hias buketan, terutama batik Tionghoa yang dipengaruhi teladan Batik Belanda. Pola-pola batik Tionghoa dimensional suatu imbas yang diperoleh alasannya penggunaan perbedaan ketebalan dari satu warna dengan warna lain dan isian teladan yang sangat rumit. Hal ini ditunjang oleh penggunaan zat warna sintetis jauh sebelum orang-orang Indo-Belanda menggunakannya.
Batik Tulis Lok Can
Batik Lok Can awalnya dibentuk dengan materi sutera (bahasa Cina: Can = sutera). Warna motif batik Lok Can didominasi oleh warna biru, khususnya biru muda (bahasa Cina: Lok = biru), dan warna latar belakang putih atau krem. Namun kini, banyak dijumpai Batik Lok Can berbahan katun primis super halus dengan variasi warna yang semakin menarik dan terjangkau harganya.
Ornamen utama motif Batik Lasem Lok Can sebetulnya berupa stylisasi burung hong (phoenix). Meski ada kalanya dimodifikasi dengan motif burung kecil, yakni wallet/sriti, yang banyak terdapat di Lasem. Modifikasi Motif Burung Phoenix selalu diharmonisasikan dengan motif tanaman dan bahkan fauna. Selain bernilai artistik estetis, Batik Lasem Lok Can mempunyai makna sosial filosofis, yakni burung Phoenix (Hong) melambangkan kebajikan, prestasi, dan keabadian.

PAWON TEDJO © 2014 - Designed by Templateism, Distributed By Blogger Templates | Templatelib

Contact us

Powered by Blogger.